Sebagai negara yang dianugerahi kekayaan alam melimpah, Indonesia memegang peranan strategis dalam menjaga keseimbangan karbon global. Dengan hutan tropis terluas ketiga di dunia serta ekosistem mangrove terbesar yang mencakup lebih dari 3,36 juta hektare atau sekitar seperlima dari total mangrove dunia, Indonesia menjadi pemain kunci dalam upaya menekan emisi karbon secara global.
Selain itu, kekayaan lahan gambut yang luas dan keanekaragaman hayati yang tinggi menjadikan Indonesia sebagai salah satu rumah bagi solusi berbasis alam (Natural Based Solutions/NBS) terbesar kedua di dunia. Dengan potensi menyerap karbon hingga 1,5 Giga Ton (Gt) CO₂ setiap tahun, Indonesia menunjukkan kapasitas besar untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Komitmen Bank Mandiri untuk Masa Depan yang Berkelanjutan
Darmawan Junaidi, Direktur Utama Bank Mandiri, menekankan bahwa Indonesia memiliki kemampuan signifikan dalam membantu dunia mengurangi emisi karbon. Sebagai wujud tanggung jawab, Bank Mandiri hadir sebagai mitra strategis untuk mendukung peran besar tersebut.
“Bank Mandiri berkomitmen untuk tidak hanya menyediakan pembiayaan, tetapi juga menjadi mitra transformasi bagi nasabah kami, dengan membantu mereka beralih ke praktik bisnis yang lebih berkelanjutan,” ujar Darmawan dalam pernyataan resminya pada Kamis (19/12).
Bank Mandiri mengusung dua pendekatan utama dalam mendorong bisnis berkelanjutan. Pertama, bertindak sebagai penasihat ESG (Environmental, Social, and Governance) bagi nasabah yang tengah bertransisi ke ekonomi rendah karbon. Kedua, menyediakan pembiayaan untuk proyek-proyek berbasis lingkungan seperti konservasi alam dan pengembangan energi terbarukan.
Menjadi Pemimpin dalam Pembiayaan Berkelanjutan
Langkah nyata Bank Mandiri tidak berhenti pada komitmen. Hingga September 2024, bank ini telah merealisasikan portofolio pembiayaan berkelanjutan senilai Rp285 triliun, meningkat 12,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Portofolio tersebut mencakup pembiayaan sosial sebesar Rp143 triliun, yang tumbuh 9,4% secara tahunan (YoY), dan pembiayaan hijau sebesar Rp142 triliun, naik 16,4% YoY. Dengan pangsa pasar lebih dari 35%, Bank Mandiri memantapkan diri sebagai pemimpin di sektor ini.
Bank Mandiri juga memperkenalkan fitur inovatif bernama Livin’ Planet dalam aplikasi super mereka, Livin’ by Mandiri. Fitur ini memungkinkan nasabah untuk menghitung jejak karbon dari aktivitas harian seperti penggunaan listrik dan transportasi. Selain memberikan wawasan tentang dampak lingkungan, fitur ini juga menawarkan solusi untuk mengimbangi emisi karbon secara pribadi.
Tantangan dan Kolaborasi untuk Masa Depan
Meski telah mencatatkan berbagai pencapaian, Darmawan mengakui bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mewujudkan ekosistem berkelanjutan di Indonesia. Di antaranya adalah kurangnya pemahaman tentang praktik bisnis berkelanjutan, akses teknologi yang belum merata, serta kesenjangan dalam pembiayaan.
Sebagai langkah nyata, Bank Mandiri turut aktif dalam forum internasional seperti sesi CEO Climate Talks di Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP29) di Baku, Azerbaijan. Dalam forum ini, Darmawan menyoroti pentingnya kolaborasi global untuk mendukung peran strategis Indonesia dalam menjaga keseimbangan karbon dunia.
“Indonesia memiliki keunikan yang tidak dimiliki negara lain. Alam kita adalah solusi bagi dunia, dan kami di Bank Mandiri berkomitmen menjadi bagian dari perjalanan ini,” ujar Darmawan.
Beliau juga mengajak bersama-sama mempercepat penurunan emisi, menciptakan ekosistem bisnis berkelanjutan, dan membantu Indonesia mencapai Net Zero Emission lebih cepat dari target 2060.
Dengan segala upaya yang telah dilakukan, Bank Mandiri tidak hanya menunjukkan kepemimpinan dalam pembiayaan berkelanjutan tetapi juga menegaskan peranannya sebagai mitra strategis dalam perjalanan Indonesia menuju masa depan yang lebih hijau.