Terkait Cuaca Ekstrem, BPBD Kota Surabaya Siapkan 24 Titik Pos Pantau di Wilayah Pesisir

Rohmat

Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya, Buyung Hidayat, menjelaskan bahwa dalam rangka menghadapi peringatan dini terkait cuaca ekstrem dan kenaikan tinggi pasang air laut yang dikeluarkan oleh BMKG Maritim Tanjung Perak.

Dalam hal ini BPBD telah mempersiapkan 24 titik pos pemantauan dan 7 pos koordinasi terpadu yang tersebar di sepanjang wilayah pesisir Kota Surabaya. Langkah ini diambil untuk memastikan kesiapsiagaan dan respons cepat terhadap potensi ancaman bencana yang dapat terjadi.

Titik pemantauan tersebut telah disiapkan di berbagai lokasi, mencakup wilayah barat, timur, dan utara Surabaya, seperti di area Asemrowo, Bulak, Perak, Sukolilo, hingga Gununganyar.

Penyebaran pos-pos ini dirancang untuk menjangkau daerah-daerah yang rentan terhadap dampak cuaca ekstrem dan pasang air laut.

“Jadi kita siagakan personel di titik pantau tersebut untuk mengantisipasi jika terjadi hal yang tidak inginkan, kita bisa langsung menanggulangi,” kata Buyung.

Untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem dan kenaikan pasang air laut, BPBD Surabaya juga menjalin kerjasama erat dengan BMKG serta Call Center (CC) 112.

Kolaborasi ini bertujuan agar jika terjadi kondisi cuaca yang membahayakan atau pasang air laut yang tinggi, langkah-langkah mitigasi dapat segera dilakukan. Hal ini diharapkan dapat mempercepat respons dan mengurangi dampak bencana yang mungkin timbul.

“Jadi, selain berkoordinasi dengan BMKG kami juga menghubungi CC 112. Karena CC 112 adalah salah satu sumber informasi dari masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, Buyung menambahkan bahwa Pemerintah Kota Surabaya, melalui BPBD, telah menyiagakan 250 personel yang akan ditempatkan di berbagai titik pos pemantauan yang telah disiapkan.

Ratusan petugas ini akan berjaga secara bergantian, bekerja tanpa henti selama 24 jam penuh.

“Mereka bergantian 24 jam nonstop, untuk mengantisipasi pergantian musim, ataupun cuaca ekstrem hidrometeorologi basah di tahun ini,” ujarnya.

Menurut informasi yang diterima dari BMKG, cuaca ekstrem dan kenaikan pasang air laut diperkirakan akan berpotensi terjadi di Kota Surabaya pada periode 28 hingga 31 Desember 2024.

Koordinator Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Ady Hermanto, menjelaskan bahwa peringatan dini terkait cuaca ekstrem ini dipicu oleh fenomena gelombang Kelvin dan Rossby yang terjadi di wilayah Jawa Timur, khususnya di Kota Surabaya.

Fenomena tersebut diperkirakan akan meningkatkan intensitas curah hujan yang sangat tinggi.

Ady menjelaskan bahwa cuaca ekstrem ini terjadi bersamaan dengan fenomena fase supermoon (bulan baru). Fenomena bulan baru ini, secara otomatis, berpotensi meningkatkan pasang air laut di kawasan pesisir Kota Surabaya.

“Memang kebetulan dibarengi dengan adanya potensi ketinggian pasang maksimum, pada tanggal 28 Desember 2024 sampai awal Januari 2025, otomatis ada wilayah-wilayah yang menjadi kantong genangan air. Nah, yang perlu diwaspadai adalah ketika masyarakat akan beraktifitas, lebih baik memperhatikan informasi cuaca yang telah disampaikan oleh BMKG agar mengetahui wilayah mana saja yang berpotensi banjir rob,” kata Ady, Sabtu, (28/12/2024).

Ady menyebutkan bahwa beberapa kawasan di Surabaya berpotensi terdampak jika terjadi banjir rob akibat fenomena cuaca ekstrem dan pasang air laut. Beberapa area yang diperkirakan akan terpengaruh antara lain kawasan Krembangan, Gununganyar Tambak, dan Sukolilo Baru.

Also Read

Tags

Leave a Comment